Bantimurung, Kerajaan Kupu-kupu di Pegunungan Kapur

Penangkaran kupu-kupu yang sudah didirikan sejak tahun 2005 tersebut, memiliki luas lahan sekitar 7.000 meter persegi di lahan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang membentang di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan. Taman Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies kupu-kupu.
”Dari ratusan jenis kupu-kupu yang ada di Bantimurung, kami telah berhasil mengembangkan 8 jenis kupu-kupu langka yang dilindungi oleh pemerintah,” ujarnya lagi. Salah satunya adalah jenis kupu-kupu Chentosia Myrina, kupu-kupu Sulawesi yang telah dikenal seantero dunia.
Konon, mata air yang mengalir di antara celah-celah pegunungan karst/kapur Bantimurung memiliki banyak kandungan mineral yang sangat disukai oleh kupu-kupu. Maka tak heran bila kawasan tersebut dijuluki dengan ’the kingdom of butterfly’ (kerajaan kupu-kupu), karena banyaknya kupu-kupu di daerah ini.
Pegunungan Karst di Bantimurung yang memiliki luas sekitar 47.000 hektare ini merupakan pegunugan karst yang terbesar di dunia setelah China yang memiliki luas 100 ribu hektare.
Pada tahun 1856, Alfred Russel Wallace seorang pria berkebangsaan Inggris menemukan 256 jenis kupu-kupu di daerah tersebut. Diantara sekian banyak jenis kupu-kupu, 18 diantaranya adalah jenis kupu-kupu endemik yang hanya ditemukan di daerah Bantimurung.
Uniknya lagi, di kawasan sejuk ini juga terdapat kupu-kupu ‘banci’. Kupu-kupu banci adalah kupu-kupu yang memiliki kelainan pada anggota tubuhnya. Ia memiliki bagian tubuh yang ada pada dua jenis kelaminnya. Contohnya, seekor kupu-kupu banci memiliki sayap kiri betina dan sayap kanan jantan. Sayap kupu-kupu jantan biasanya cenderung lebih berwarna-warni dibandingkan kupu-kupu betina yang kebanyakan gelap.
Selain wisata kupu-kupu, ternyata Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung juga memiliki berbagai potensi wisata. Diantaranya adalah Tarsius, primata terkecil di dunia. ”Ada gua terdalam di dunia ‘leang pute’ sedalam 275 meter,” ujar Sri Winenang sedikit berpromosi di stand-nya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar